Kutukan

Suara langkah kaki terngiang di telingaku.
Berharap itu langkah kaki dari seseorang yang ku tunggu untuk membebaskan diriku dari kutukan tak kasat mata ini.

'Berhenti berharap nadira, itu hanya tipu muslihat dari telingamu'

Aku meneguk salivaku. Lantas apa yang selama ini aku harapkan? Aku bersimpuh di bawah langit hitam pekat. Aku tau aku hanyalah seonggok butiran debu yang di hembuskan saja akan menghilang. Kutukan ini tak kunjung mereda.

Kutukan yang bernama sakit hati ini mengakar dalam jiwaku. Dan enggan untuk membiarkan seseorang menghancurkannya.

Suara langkah kaki itu lantas semakin cepat seperti mencari sesuatu? Entahlah.

"NADIRA DIMANA KAMU?"

Tubuhku bergetar hebat. Bagaimana bisa ia menemukanku disini? Dengan penampilan ku yang tidak bisa di sebut normal? Harapan ku memang terwujud, namun mengapa aku tidak bahagia mengetahuinya?

"NADIRA AKU MOHON MAAFKAN AKU" Teriakan itu semakin mendekat, dengan nada yang entahlah mungkin cemas?

Ku dekap tubuhku yang bergetar hebat. Aku menyesal telah menerimanya di hidupku sungguh.

"NADIRA SYUKURLAH KAMU DISINI" Ia terlihat bernafas dengan lega setelah menemukanku.

Aku menatapnya dengan raut bersalah. "Pergilah" cicit ku lemah.

"Bicara apa kamu?" Ia terlihat sangat khawatir dan hendak memelukku.

Aku benar benar panik sekarang "Jangan mendekat!!" Teriakku frustasi.

"Pergilah, deno." Aku memohon padanya.

Aku menangis histeris. "Aku masih tak dapat menyingkirkan kutukan ini."

Deno menatapku sendu "Ku mohon nadira izinkan aku berusaha lebih keras lagi."

"Aku tak bisa deno. Biarkan aku hancur sendiri, dengan tidak melibatkan kamu." Aku benar benar tak bisa melihatnya hancur karena sikapku lagi.

Ia bersimpuh juga di sampingku. Merengkuh tubuhku yang mungil.

Aku merasa bahuku sudah basah "Ku mohon nadira. Aku tak bisa melihatmu hancur seperti ini." Aku tahu dia menangis.

"Aku tak bisa mengenyahkan pikiran ini deno, aku tak ingin mengambil resiko untuk menerimamu." Aku terisak kencang.

Aku berdiri dengan langkah terseok seok meninggalkannya sendiri. 

A-m

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer