Sebuah Kejujuran


aku melamun menerawang kembali kepada kejadian beberapa waktu kebelakang.


"aku nemu sesuatu, aku kepikiran saat itu kamu pergi sama dia di bulan April, kamu selesai dengannya sebenarnya kapan?" ucap ku mendesaknya saat itu 

wajahnya mendadak pucat pasi, hening sesaat.
nadanya menjawabku berubah gemetar. 

"aku mau jujur, aku selalu mau memberitahu kamu, tapi aku ga siap, karena konsekuensinya adalah kemungkinan kehilanganmu" 

aku mendadak pucat. 'Kali ini apalagi tuhan?' ucapku membatin, aku selalu tidak siap menghadapi kenyataan, tapi semakin banyak pertanyaan membuatku tidak nyaman pula. 

dia diam selama beberapa saat, hening berkepanjangan hingga hampir 15 menit lamanya

"aku mau jujur sama kamu, aku mau tenang menjalani hubungan sama kamu, tapi aku yakin konsekuensi terberatnya adalah kehilangan mu" matanya mendadak memerah nafasnya tidak teratur.

lidahku kelu, aku tidak tahu untuk bereaksi seperti apa, hanya dapat hening. 

"janji sama aku, aku siap menghadapi seluruh konsekuensinya dari kamu, asal jangan kehilangan kamu, aku ngga mau, duniaku kamu, aku ga siap kehilangan kamu, dan ga akan pernah siap" ucapnya dengan nada gemetar dengan nafas memburu

aku tersenyum kecut 'tuhan, apa aku siap menerima semuanya?' pikirku saat itu "silahkan jujur, atau engga sama sekali" aku akhirnya menjawab 


"aku.. sebenarnya udahan dengan dia di 7 Mei, dan saat itu aku bohong aku tidak naik gunung bersama Fauzan melainkan dengan Rina, semua ketakutan kamu, semua curiga kamu benar" 


duniaku mendadak runtuh seketika, semua pertanyaan aku berhasil terjawab, bagaimana bisa? sedangkan aku dekat dengan dia di tanggal 28 April, pada saat itu aku sedang merajut perasaan dengan kekasih orang? rasanya sesak tapi aku tetap ingin menghargai keberaniannya untuk jujur 

"Yo, aku gatau kedepannya akan seperti apa, tapi kamu akan menghadapi aku yang berbeda, cahayaku redup yo, yo rasanya sesak" ucapku dengan nada serak 

dia masih dengan gemetarnya "aku tau ra, aku jujur juga aku tau konsekuensinya apa, aku siap ngadepin semuanya tapi engga dengan kehilangan kamu" 

aku meneguk salivaku dengan susah payah "Yo, gimana bisa? gimana bisa? yo, aku gatau karma bisa secepat ini menghampiriku, lewat kamu yang ngga pernah aku bayangkan sebelumnya" aku membalas ucapannya dengan tak kalah gemetar. 

dingin menusuk hingga ketulangku, ini pertanda perasaan ku benar benar sakit. hal yang paling aku takutkan kembali, trauma ku kembali lewat dia yang paling aku tidak sangka. 

"ra aku siap tanggung jawab sama rasa sakit kamu, aku janji engga akan ngulangin itu lagi, aku berani jujur sama kamu karna aku gamau ngejalanin hubungan tanpa ketenangan seperti dengan hubungan ku sebelumnya, aku tau aku salah, tapi ngeliat kamu nangis dan gemetar saat itu betul betul membuatku sadar bahwa aku sudah setakut itu kehilanganmu, bahkan Rina pun menganjurkan untuk tidak langsung berterus terang dengan mu" dia menjelaskan dengan panjang lebar namun malah membuat ku semakin sakit 

nafas ku sudah tidak bisa diatur kembali "Yo?! gimana bisa kamu mendengarkan ucapan dia setelah tau seberapa trauma aku dengan masa lalu ku yo? gimana? yo kamu tau gemeternya aku seperti apa, tidur ku tidak pernah tenang, kamu lebih memilih menuruti ucapan mantan mu yo?" Nafas ku memburu sesak, sesak rasanya

aku frustasi sekarang, menjambak rambutku dengan kasar, sial sesak, aku butuh udara segar. 

"saat itu aku tidak berekspektasi akan sejauh ini dengan kamu ra, sampai pernyataan kamu bahwa kamu akan menghilang dan nangis gemetar menemukan konten itu membuatku tersadar, bahwa perasaan aku ke kamu sudah sejauh itu, aku takut, aku ga siap kehilangan kamu, cahaya nya aku, engga siap dan ngga akan pernah siap" pemaparannya saat itu agak menenangkan ku

aku sepakat dengannya karena jika saat itu ia jujur aku akan pergi dihidupnya saat itu juga aku pastikan. karena aku tidak akan membiarkan seseorang menyakitiku sedikit pun semenjak hubungan ku yang dulu kandas karena kebodohan ku untuk menghukum diri sendiri agar keluar dari rasa penyesalan. 

aku menarik nafas ku gusar, apa yang harus aku lakukan sekarang? rasanya dunia ku hancur, rasanya sakit, rasanya tidak nyaman. Tuhan cobaan apa lagi ini? apakah kebahagiaan ku sebenarnya semu bersamanya? aku harus apa? 

aku menarik nafas kembali kali ini dengan perlahan lebih tenang menyiapkan diri untuk menjawabnya karena setelah obrolan ini aku harus kembali ke kediaman ku menenangkan diri untuk tetap berusaha waras menjalani semuanya yang aku sudah paham alurnya akan berbeda, alur ku dan dia dalam cerita ini akan penuh dengan berbagai rasa curiga dan takut, karena aku memahami bagaimana diriku dalam menghadapi hal seperti ini dulu pada hubungan sebelumnya. 

aku mengusap wajahku pelan  lalu menatap lurus ke matanya "Yo, aku sayang sama kamu. kalo aku ga sayang sama kamu, aku gaakan mungkin cemburu dan connect ke kamu perasaannya, aku sesayang ini sama kamu yo. aku memang sudah menyiapkan ruang untuk rasa sakit yang kamu kasih ke aku, beserta curiga ku sebelumnya, jadi gemetarnya hanya cukup pada saat kamu jujur" aku mengusap rambutnya pelan dan melanjutkan perkataan ku 

"Terimakasih ya sayang sudah mau jujur sama aku, namun kedepannya aku tidak bisa menjamin hubungan kita akan baik baik saja, kamu tahu kan? segila apa dulu aku munghukum diriku sendiri, saat ini aku tidak mau berada pada hubungan seperti itu lagi, ketika aku belum mengetahui segalanya saja sudah securiga itu, apalagi sekarang, boleh aku minta ruang untuk diriku?" aku tersenyum tipis 

"Yo aku izin pamit ya" aku bangkit berdiri dari kursi ku 

Ia menatapku dengan wajah sangat sendu "Ra, apapun yang ada dipikiran kamu, tumpahkan kepada ku, apapun yang ingin kamu tanyakan tolong tanyakan kepada ku, aku tidak ingin kamu sepenuhnya lepas kontrol atas dirimu" 

aku mengangguk singkat "pasti, aku pamit" kali ini ia tidak menahan ku hanya menatapku

***

Sial sudah hampir fajar mataku masih tidak bisa tertutup sempurna. aku masih dengan pikiran yang penuh merutuki segalanya yang sudah terjadi. "Bodoh! kamu bodoh! sudah siap pada situasi yang hampir sama kah! BODOHHH!" aku terduduk dan menjambak rambutku dengan kasar. 

aku menepuk dadaku dengan kasar "Tuhan sakit sekali, tuhann" Akhirnya air mata yang aku berusaha tahan luruh juga dengan derasnya. aku histeris sejadi jadinya. sakit tuhan, sangat sakit. 

aku bangkit dari tempat tidur dan menarik buku kesayanganku dari tempatnya dan mengambil pena kesayanganku untuk menumpahkan segalanya yang kurasa lewat tulisan, agar semuanya terasa lebih ringan dan reda. 

Malam ini sendu
Tidak seperti biasanya
Malam ini begitu dingin
Sangat menusuk hingga relung paling dalam
Cahaya yang selama ini bersinar
Kini redup sementara 
Tertutup dengan hujan
Gemuruh petir membuatnya menggigil seketika
Riuh
Ramai
Luluh lantak
Semuanya berpacu pada satu pikiran 
Purnama yang paling terang
Kini kehilangan cahaynya
Tertutup awan mendung
Retak yang sebelumnya mulai pulih
Kini tersambar petir
Menimbulkan keretakan dari sisi yang lain
Untungnya tidak hancur lebur menggoreskan seluruhnya
Maaf..
Kini 
Cahayamu redup sementara
Hingga ia kembali pada jalurnya untuk memancarkan cahayanya lagi. 
Jakarta, 25 Desember 2023  
Ara Amalia

Aku meletakan kembali buku dan penaku pada tempatnya, air mataku mulai mengering di pipi ku karena tidak aku hapus sketika menuliskan baitnya. aku membanting tubuh ku ke kursi, ketenangan itu masih belum muncul hingga notif darinya memecahkan keheningan dalam kamarku

Prasetyo:
Pagi cantik! Ra, semangat ya lewatin hari ini, maaf ada awan mendung yang menutupi cerahmu, i love you! Jaga diri ya

aku melirik notif darinya dan tidak berniat membalas sama sekali, aku butuh ruang untuk menata kembali segalanya ketika menjalankan rutinitasku aku melihat kembali notif darinya

Prasetyo:
Sehat - sehat ya pacarku

Prasetyo:
boleh call?

ga boleh ya?

aku gaakan ganggu

kalau kamu sudah mau untuk ngobrol atau sekedar chatan sama aku, tolong kabari ya
kalau kamu masih nda mau ngobrol atau bales chat aku sampe besok, tolong kasih aku kabar ya
aku dari subuh nunggu balasan dari kamu
ga tenang rasanya

maaf agak maksa untuk dikabari terus

semoga lekas reda

aku masih enggan untuk membalas seluruh pesan darinya, hingga pada pukul set 5 sore aku masih bergelut dengan diriku yang sibuk menyalahkan diri sendiri atas segala yang telah terjadi, jangan jadi bodoh katanya, tapi sisi ku yang lain berkata harus menghargai segala bentuk keberanian yang telah dia utarakan padaku karena aku juga paham betul bahwa ia tidak pernah tenang menyimpan kebohongan itu, kepala ku rumit hingga aku lepas kontrol mengambil benda pipih itu dan membalas pesannya. 

Ara Amalia:
Yo
Sakit
Sakit banget rasanya
kalau aku milih untuk menyerah dengan hubungan ini bagaimana?

tanpa menunggu waktu lama ia membalas pesan ku

Prasetyo:
Ra

aku gamau 

aku mohon

ra, mari mengobrol 

jangan diem dieman seperti ini

ku tau ra itu kesalahan aku

aku mencoba memperbaiki boleh ya?

Ara Amalia:
Apa yang bisa aku pegang kalau selanjutnya aku ngga akan seperti mantanmu, yo?

Prasetyo:
Ra, aku sudah bilang kan sama kamu? aku ingin nunjukkin sisi terbaiknya aku. Aku tau ini kesalahan fatal yang bikin percayamu berkurang ke aku, iyaa aku salah ra. Aku selalu berusaha buat bangun komunikasi yang baik sama kamu, aku belajar nurunin egoku, aku belajar buat nggak jadi silent treatment sama kamu, aku belajar buat jadi rumah yang baik buat kamu, semua aku usahain buat kamu. Bahkan aku apply kerja sana sini juga biar bisa tinggal satu atap yang sama sama kamu Ra. aku mau hidup sama kamu. Sama kamu aku ngerasa dihargain sangat sangat dihargain, sama kamu aku ngerasa sangat diperlakukan dengan baik ra. Tapi lagilagi kesalahan aku udah ada sejak awal aku kenal kamu, aku ga jujur. Sekarang, aku berani buat jujur ke kamu karna aku pengen ngejalanin hubungan yang tenang sama kamu, aku pengen jadi satusatunya dan aku mau kamu doang ra. Aku mau ditemenin kamu sampe tua sama kamu.

Ra, kamu gaakan seperti Rina selanjutnya

Aku tau kamu tuh orang baik, aku liat dari semua caramu ngetreat aku, aku liat dari caramu buat berusaha jujur tentang hal2 kecil sama aku. Aku tau kamu orang yang tulus

Karna itu semua ra aku mau memperlakukan kamu dengan baik

Sekarang, apapun perlakuanmu ke aku, aku terima.

Aku cuma mau nunjukkin ke kamu, kalo aku juga orang baik ra

Ayo ketemu Ara kita ngobrol langsung

Ara Amalia:
Yo, aku ga tau bisa sebaik seperti sebelumnya apa ngga

Tyo, aku ngga bisa, aku belum siap lihat wajah mu

Prasetyo:
Aku bisa memperlakukan kamu dengan sangat baik

Aku mau nunjukkin kalo aku tuh tulus Ra

kalau begitu baik, ayo kita berbicara lewat telfon
Ara Amalia:
Apa yang bisa aku pegang?'

Aku gamau ngejalanin hubungan kaya aku sama masalalu ku aku gamau

Ini upaya aku ngelindungin diri aku, hati aku

 Apa yang bisa aku pegang?

Ga bisa yo, masih belum bisa denger suaramu secara langsung, lewat chat dulu ya?

Prasetyo:
Aku yang kemarin biar jadi pelajaran buat aku sendiri. Di hubungan yang kemarin, ada alasan kuat kenapa semuanya bisa terjadi, bahkan aku lakuin dengan sadar. Ra, aku pernah percaya sepenuhnya sama orang, tapi mereka ngancurin gitu aja. Dan aku bisa berlaku semena mena ke mereka karna aku ngerasa ga dihargain Ra. Tapi sama kamu, aku ngerasa sangat dirawat, aku ngerasa aku betul2 dihargai disini Ra

Aku gaakan pernah siap buat kehilangan kamu, tapi kalau aku memperlakukan kamu gabaik, tinggalin aku Ra

Kalo kamu ga bahagia sama aku, tinggalin aku

Baik sayang baik

Ara Amalia:
Yo, rumah kita kali ini bocornya parah, aku gayakin bisa perbaikinya yo, aku gayakin rumah ini bisa bikin kamu nyaman lagi, aku takut balik ke diri aku yang toxic

Aku cuma minta apa yang bisa jadi pegangan aku, kalo bertahan disini bukan kesalahan buat aku?


Prasetyo:
Karna aku disini mau sama kamu, mau bikin kamu seneng, mau lewatin susah seneng sama kamu, tapi kalau ternyata aku ga mampu buat nyenengin kamu dan bikin kamu sakit, tinggalin aku

Ara Amalia:
Tapi sekarang bukannya udah sakit?

Prasetyo:
Ra, aku yakin aku bisa perbaiki semuanya, tentu dengan kerjasama kamu Raa

Ra, itu semua terjadi pas kita masih masa pendekatan. Sekarang aku punya kamu sepenuhnya, jadi kalau terjadi hal kaya gitu lagi kamu berhak buat marah bahkan buat pergi

Aku udah bilang, aku terima apapun konsekuensinya atas jujurnya aku semalem, kecuali kehilangan kamu, aku gamau.

Ra, tolong jangan usai. Aku mau nunjukkin kalo kamu disini bukan sebuah kesalahan.

Ara Amalia:
Yo, sebelumnya aku ngejalanin hubungan sama kamu awal aku mulai berani ngasih hati aku lagi ke orang lain aku janji, aku gaakan ngebiarin diri aku ngerasain seperti dihubungan sebelumnya, aku udah janji akan ngerawat semuanya, lebih baik aku kehilangan kamu dibanding kehilangan diriku lagi, Yo. Karna disaat semuanya nyakitin aku cuma sendiri, ngadepin semuanya sendiri

Aku sudah terbiasa sendiri, kalo aku ngebiarin diri aku luka lagi, siapa yang akan nyembuhin aku? 


Prasetyo:
Kamu ga sendiri Raa, kamu tuh duniaku, aku gaakan ngebiarin kamu buat sendirian

Ra ayo rawat lagi rumah kita sama sama, gapapa kalaupun aku yang harus berusaha keras buat perbaiki semuanya, asal kamu gak pernah pergi dari rumah

Ara Amalia:
Rasanya sakit ga udah2

Aku mau ngelampiasin rasa sakitnya ke fisik aku

Prasetyo:
Jangann, aku mohon jangan Ra, hancur banget aku kalo sampe kamu ngelakuin ini Ra, aku gaakan bisa maafin diri aku sendiri kalo kamu ngelakuin itu

Ara Amalia:
Rasanya sakit Yo

Prasetyo:
Ra, tumpahin semuanya ke aku, maki maki aku, hina aku, marahin aku Raa, tumpahin semuanya ke akuuu

Aku gapapa Ra, aku siap nerima semuanya, kecuali kehilangan kamu aku gamau

Ara Amalia:
 Sebelum mulai pacaran aku jg udah bilang sebetulnya Ke diri sendiri kalo ternyata beneran km berangkat sama Rina, udah gada hal lagi yang bisa di pertahanin

Prasetyo:
Aku mohon, aku mau nemenin kamu terus

Ara Amalia:
Karna kamu mulai semuanya dari kebohongan

Dunia ku rusak

Dunia ku kacau
Prasetyo:
Raa
Ara Amalia:
Aku ngebiarin kamu masuk Karna aku percaya
Prasetyo:
Raaa aku sayang banget sama kamu 

Sayang bangett

Ara Amalia:
 Kamu mampu bantu aku ngerapihin kekacauan nya dari masalalu ku

Prasetyo:
Ra aku minta maaf

Ara Amalia:
Tapi skrg kamu turut andil buat ngacauin dunia aku


Prasetyo:
Tapi izinin aku buat rapihin semuanya

Aku sayang sama kamu

Semua duniaku udah di kamu

Ra

Tolong

Ara Amalia:
Aku udah kasih izin kami masuk jadi tokoh utama di cerita aku Yo

Prasetyo:
Ra

Aku mau sama kamu terus

Ara Amalia:
Cerita yang banyak jeleknya

Prasetyo:
Aku gamau udahan

Aku mohon ra

Gamau ra

Gamau

Gamau

Gamau

Aku mohon

Tolong

Tolong jangan selesai

Ara Amalia:
Sama aku kamu cuma bisa liat sisi buruknya hari aku kebanyakan

Prasetyo:
Aku gamau

Nggak Ra

Ara Amalia:
Biar aku ambil alih lagi sendiri ya

Prasetyo:
Sama kamu aku banyak senengnya

Ra, aku harus apa biar aku ga kehilangan kamu

Aku gamau

Aku gamau Ra

Ara Amalia:
Kamu berhak buat dapetin yang lebih dari aku

Prasetyo:
Aku minta tolong jangan udahan

Nggak ra

Aku gamau

Ra tolong

Aku gamau Ra

Aku masih rumah kamu, kamu masih rumah aku

Tolong

Aku minta tolong

Jangan selesai

Ra

Duniaku hancur banget kalo ga sama kamu lagi

Semuanya aku udah kasih ke kamu

Gak ada yang bersisa

Aku minta tolong jangan selesai

Aku gamau Ra gamau gamau

Ara Amalia:
Yo, sebelum ada aku dunia kamu baik baik aja
Prasetyo:
Gamau

Ra

Tolong

Gamau

Aku mohon

Ara Amalia:
Aku gamau nanti selesai sama kamu berujung ga baik baik aja Karna tingkah laku aku

Prasetyo:
Perbaiki sama sama - sama ya Ra?

Ra.. apapun tingkah lakumu ke aku, aku terima

Tapi tolong jangan selesai

Biar aku nunjukkin diri aku tuh baik

Dan kamu disini bukan kesalahan

Ra, aku gatau apa yang harus aku lakuin sekarang

Cuma bisa mohon2 sama kamu buat ga selesai Ra

Ara Amalia:
Yo, mau tau ga? Kenapa mantanku gabisa lepasin aku tapi tetep mau sama Nabila?

 Prasetyo:
Aku jujur karna aku mau ngejalanin hubungan yang tenang sama kamu

Bukan karna mau selesai sama kamu

Gatau Ra, aku ya aku, aku bukan dia

Ara Amalia:
Karna aku cuma bisa ngasih apa yang dia butuhin, bukan yang dia mau

Aku ngebiarin diri aku sakit demi Menuhin semua kebutuhan dia

Aku gamau ada di posisi itu lagi Yo

Aku gamau ngerasain gemeter lagi

Gamau

Aku gamauuuu

Prasetyo:
Ara, aku gak pernah minta apapun dari kamu, kecuali satu ra kamu tetep tinggal disini ra.

Aku gak pernah minta apapun ra ke kamu

Ara Amalia:
Hampir tiap malem aku ganyenyak dan gemeter

Yo aku cuma takut

Aku masuk ke fase itu lagi

Aku cuma ga siap
Prasetyo:
Iyaa Ra aku tau, tapi aku gaakan bawa kamu kesana Ra

Gaakan

Ara Amalia:
 Aku terlalu berharga buat itu Yo

Prasetyo:
Gak ada orang lain selain kamu disini Ra


Kamu itu rumahku

Duniaku

Ara Amalia:
Untuk sekarang mungkin iya

Gatau kedepannya gimana

Prasetyo:
Akan kupastikan selalu iya jawabannya Ra

Aku bisa pastiin itu

Ara Amalia:
Kamu itu rapih nyembunyiin semuanya

Aku gaakan kebayang

Sehancur apa aku nanti

Prasetyo:
Karna aku benerbener udah gak mau ada di hubungan yang banyak bohongnya

Ra, sama kamu aku berusaha buat bangun hubungan yang baik Ra. Itu salah satu alesan juga aku gamau ada di hubungan yang banyak bohongnya

Ara Amalia:
Yo, aku mau tetep disini tapi udahin hubungan ini kalo kamu udah gada rasa

Aku gabisa ngejalanin hubungan sama orang yang udah gada perasaan lg buat aku

Prasetyo:
Ra, buat bikin sebuah hubungan yang gak ada bohongnya, langkah awalnya itu jujur kan. Aku udah lewatin langkah awal itu buat jujur sama kamu, meskipun agak terlambat Ra. Aku terima konsekuensi apapun kecuali kehilangan kamu. Aku gak akan marah ketika kamu selalu nanya apapun, butuh penjelasan apapun, butuh validasi apapunm aku lakuin Ra

Iyaa, silahkan. Kalau ternyata aku buat kamu seperti Ara Amalia yang sama pada hubungan sebelumnya, lakuin apa yang buat kamu lega. Tapi, sekarang tolong izinin aku buat merawat kamu, buat tetep jadiin kamu rumah Ra, tolong sama aku terus, aku bakal selalu berusaha buat ngerawat kamu dengan baik, biar kamu gak pernah ngerasain lagi yang namanya nyakitin diri. Kendali kamu nyakitin diri atau nggak itu gimana sikap dan kelakuan aku, kalau aku salah berarti aku kalah Ra

Ra, aku minta maaf untuk rasa sakit yang aku kasih

Tapi biar aku sembuhin perlahan ya Ra, biar aku tebus sedikit demi sedikit kesalahan aku ke kamu

Ra, tolong kasih aku izin buat redain semua rasa sakitnya kamu ra

Silahkan tumpahin semuanya ke aku

Caci maki aku ra

Luapin semuanya disini

Aku mohon

Jangan selesai sama aku

Aku mau jalanin lebih banyak hari lagi sama kamu

Maaf ra, tapi aku sayang banget sama kamu

Tolong jangan selesai Ra

Ra

Aku khawatir

Tolong bales pesan ini

Ra, aku disini, kamu gak sendirian Ra, aku disini, luapin semua rasa sakitnya disini

Ra, kamu tau ga

Semalem aku gak bisa tidur sama sekali setelah dirumah

Ara Amalia:
Aku juga cuma tidur sejam hehe


Prasetyo:
Aku kepikiran, kemungkinan apa yang bakal aku hadapi nanti pagi

Ara Amalia:
Itu juga pikirannya riuh
Prasetyo:
Karna aku tau, kamu gaakan baikbaik aja
Aku takut dan aku gelisah ra semalem
Aku selalu cek hape
Aku selalu nunggu kabar kamu

Pagi tadi rasanya semuanya kaya mimpi

Aku gak dapet pesan dari kamu

Aku gak dapet ucapan selamat pagi dari kamu

 Aku tau perasaan kamu sakit, dan dari malem aku ngerasa bener2 kosong 

Aku selalu ngebayangin kalau tibatiba kamu ngabarin buat minta udahan karna setelah seharian kamu hilang, kamu berantem sama pikiranmu sendiri

Ternyata bener 

 Aku dapet ketakutan itu

Dan itu nyata

Rasanya kaya aku gatau harus ngapain, selain mohon sama kamu

Aku gatau gimana rasanya kalau tibatiba duniaku hilang

Aku gatau gimana rasanya kehilangan kamu

Karna itu ketakutan aku dari awal ra

Aku tau konsekuensi dari kejujuran aku itu adalah bakal kehilangan kamu, tapi aku gak mau terusterusan nyimpen kebohongan itu dari kamu, rasanya sangat ga nyaman. Aku beraniin diri buat jujur, aku lawan ketakutan aku buat kehilangan kamu, aku mikir kalau aku jujur konsekuensi apapun aku terima, kecuali kehilangan kamu. Aku bakal pertahanin kamu sekuat aku, sisanya aku pasrah

Ara Amalia:
 Aku juga udah pernah bilang kan? Aku pertahanin kecuali perselingkuhan. Siapa sangka? Malah aku jadi calon selingkuhan

Prasetyo:
Nggak ra, ini sama sekali bukan salahmu

Aku ngasih hati aku belum sepenuhnya, dan rasa yakin aku belum sepenuhnya saat itu ra. Sekarang semuanya udah di kamu, gak ada bersisa

Ra, aku kangen, aku mau ngobrol, aku mau liat pacar aku kondisinya gimana sekarang


Aku ga segampang itu buat lepasin kamu saat semuanya udah aku kasih ra

Duniaku sekarang isinya hampir kamu semua

Sebagian kecilnya aku isi dengan hobi aku main badmin, scroll tiktok, denger musik, skripsiku

Sebagian besarnya selalu kamu

Kamu kamu dan kamu ra

Setiap senin tiba tuh aku selalu mikir kapan bisa ketemu kamu, setiap hari aku selalu cari kabar kamu, setiap malem aku selalu mau denger cerita kamu

Ayo chatan raa

Aku mau chatannn

Kamu jangan hilang terus

Kamu udah cukup nahan buat gak kangen akuu

Ara Amalia:
Aku gatau mau respon apa Yo

 Kali ini kata kata kamu ga masuk ke hati aku, Karna lagi keras

Prasetyo:
Iyaa gapapa ra, aku tau. Tapi, tolong redain yaa sayang

Aku kangen ngobrol sama kamu

Jangan lamalama yaa keras sama aku

Aku sedih kalau ini berlarut, sehari ini aja aku udah kaya gapunya kehidupan ra

 Ara Amalia:
Karna aku gatau ini berlangsung sampe kapan Yo
Prasetyo:
Sampe aku ga keluar kamar

Gapapa raa, kalau masih males gak perlu dipaksain, tapi jangan larang aku buat berenti chat kamu yaa

Aku mau nemenin kamu

Aku gamau kamu sendirian

Aku seneng walaupun dibales singkat kaya siang tadi, aku masih dikabarin, seneng banget

Sedikitnya bikin aku tenang, tapi gapapa semoga berangsur pulih

 Ara Amalia:
Kamu ngebiarin sendirian juga gapapa, selama ini juga aku kan sendirian sebelum kenal km

Prasetyo:
Gamau

Aku yang gak mau sendirian, aku maunya sama kamu

Aku mau sama kamu terus soalnya

Kalo kamu gamau, gapapa. Cukup kasih aku ruang buat nunjukkin kalo aku benerbener sayang sama kamu

Sayangg

Aku boleh nanya?
Ara Amalia:
 Apa

Prasetyo:
Kamu bertahan disini atas dasar sayang atau kasian?

 Ara Amalia:
Yo, untuk skrg aja aku msh blm tau mau bertahan atau engga sebetulnya, tolong jangan tanya pertanyaan seperti itu dulu, buat aku yakin dulu aja kalo hubungan ini masih layak untuk sama sama diperjuangkan
Dari awal pondasinya udah salah
Prasetyo:
Baik Ara

Ra, dari sekian banyak tadi aku ngetik, kamu baca kan?

Aku rela berjuang buat hubungan ini baik baik aja, karna aku mau nebus salahnya aku, aku juga mau nunjukkin ke kamu kalo aku bisa ngasih versi terbaiknya aku.

 Ara Amalia:
Baca, tapi aku udah blg kan? Hati aku masih keras, jadi tolong hindari pertanyaan kaya gt dulu

Kalo mau chatan sama aku hindari dulu topik2 sensitif soal perasaan

 Karna aku khawatir jawaban akunya malah nyakitin km
Prasetyo:
Baik

Ra, untuk sekarang mungkin emang terlihat mengecewakan. Maka dari itu tolong kasih aku waktu buat perbaiki kekacauannya Ra

Maaf ya cantik

Gapapa kamu cuek, gapapa kami gamau vc, gapapaa. Maaf udah ngecewain, tapi jujurnya aku jadi modal awal aku buat bangun hubungan yang gak perlu nutupin apapun

Meski pondasinya salah seperti yang kamu bilang, tapi aku gali lagi buat benerin sisi yang salahnya itu

Ra, maaf

Ara Amalia:
Udah aku maafin Yo

Tp akunya masih perlu waktu
Prasetyo:
Iyaa gapapa Ra aku paham

Baik kalo gitu

Lekas reda semua rasa sakitnya Ra

Aku sayang kamu
Ara Amalia:
 Iya

Prasetyo:
Jadi gimana sekarang ra, mau chatan sama aku atau me time?

Kalau mau me time, aku nahan diri buat ga ganggu kamu dulu

Yauda kalau mau me time silahkan

Makasih yaa ra, masih mau diajak ngobrol sama aku

Makasih juga udah mau tetep disini (semoga)



Setelah percakapan melalui whatsapp aku sudah agak sedikit lega namun masih belum sempurna, karena setelah ini aku tau bahwa rasa takut ku dan gemetarku akan muncul berkala karena ini merupakan trigget terbesarku saat itu. 

Hari berganti hari, ia berusaha menunjukan segalanya, ia berusaha memperbaiki segala rumah yang banyak pecahan kacanya, semua overthinkingku dilerainya, semua gelisah dan takut ku dipeluknya. aku tau bahwa sebetulnya ini berat untuknya menghadapi segala sisi ku yang takut dan banyak overthinkingnya, namun lagi lagi dengan usahanya yang gigih, ia berusaha meyakinkan ku bahwa percaya padanya bukan lah sebuah kesalahan, bahwa semuanya akan ia usahakan agar dapat kembali dengan nyaman ku huni rumah kami. rumah kami yang semula aku pecahkan segala isinya, kini semua sudah tertata kembali dengan segala rasa yang baru nan rapih. 

aku tau bahwa mempercayakan rasaku kepadanya bukan hal yang salah meskipun dimulai dengan cara yang salah. 

Terimakasih atas segala rasa yang ada. 

Tulisan ini aku akhiri dengan segala bentuk syukur yang tak pernah aku sesali sejak kehadiran kamu. 




Jakarta, 17 April 2024
A.m















Komentar

Postingan Populer