Cinta, terlambat menyadari sakit ya?
Kamu bajingan cel, kamu brengsek! Kamu tau perasaan aku ke kamu seperti apa. Tapi kamu tega, lebih milih dia orang baru dibanding aku yang udah bertahan tahun berusaha mencairkan gunung es yang kamu buat. Aku kira setelah selama ini aku berjuang kamu akan memberikan ku kesempatan untuk masuk ke dalam hati mu. Aku kira nama aku sudah di kunci rapat-rapat dalam hatimu. Pikiran aku bener2 ingin ku bunuh mati sekarang.
Brengsek! Kamu brengsek cel!
Aku menatap kedua insan yang sedang Kasmaran di depan ku. Brengsek banget bukan? Didepan mataku! Tuhan. Rasa hati ini benar2 menusuku hingga ke dasar jurang paling dalam. Air mata jatuh tak henti di atas pipi ku.
Marcell Dirgantara. Pria yang selalu mengisi hati ku sejak 3 tahun silam.
Aku dengan hati hancur lebur meninggalkan tempat itu. Tempat terkutuk yang awalnya adalah tempat ternyaman kita melakukan canda tawa. Mungkin memang sudah saatnya aku pergi?
....
Sementara itu Marcell Dirgantara 3 bulan kemudian.
Marcel terus menerus menghembuskan nafasnya sesak rasanya. Kemana karin? Karin yang selalu mengejarnya? Ada Tiara disini tapi pikirannya terus terusan kepada karin. Ini adalah hari ke 90 karin tidak menghubunginnya. Marcell benar2 hilang arah. Ia butuh karin sangat butuh karin. Terlalu banyak kenangan manis bersama karin bahkan perasaannya kepada tiara hancur lebur tak tersisa.
"Ra, maaf" marcel akhirnya membuka suara.
Tiara menatap marcel lekat 2 menit berlalu akhirnya ia bersua juga "kenapa?"
Marcel menarik nafas dan menghembuskannya perlahan "hubungan kita ga bisa di terusin"
Tiara mematung. Kenapa? Kenapa setelah 3 bulan berlalu setelah ia benar2 menyayangi marcel, pria itu malah mengakhirinya. Kenapa? Tiara tanpa sadar menurunkan bulir air matanya terisak. "Kenapa cel kenapa?" Ucapnya sambil terisak.
Marcel menoleh ke arah tiara "ra jangan nangis please" Marcell panik sekarang.
Isakan tiara semakin keras "kamu jahat cel, oke kita sampe disini saja. Jangan hubungi aku lagi" tiara langsung berdiri dan lari secepat mungkin meninggalkan marcel.
Marcell benar2 mematung sekarang, apa yang barusan ia perbuat?
Air mata turun di pelupuk mata marcell, ini menyakitkan. Apa yang ia inginkan sebenarnya? Ia yang menerima tiara dan melepas karin yang tiga tahun tanpa lelah memperjuangkannya. Sekarang ia benar benar kehilangan keduannya. Tapi ia tau sekarang kemana ia harus melangkah. Mengejar karin. Waktu terus berjalan, ia tak kunjung menemukan karin. Semakin hari tersiksa ia dengan rindu, 'Karin maafkan aku tak pernah mendengar mu, maafkan aku tak pernah melihat mu pergi.' Ucapnya dalam hati. Kekosongan ini benar2 membuatnya frustasi kemana karin ia harus mencari karin sampai ketemu!
1 tahun berlalu akhirnya ia menemukan dimana tempat karin tinggal. Dan menuju tempat tinggal karin.
"Assalammualaikum" ucapnya sambil memencet bel.
Suara kunci terdengar dan kemudian dilanjutkan oleh yang punya "waalaikumsalam, nyari siapa mas?"
Marcell menatap orang itu lekat siapa pria ini? Aku butuh karin ku bukan pria ini batin marcel. Dengan ragu ia bertanya "apakah benar ini rumah karin?"
Pria dihadapannya merespon "betul, ada apa cari istri saya?" Badan marcell menegang seketika. Karinnya? Karinnya sudah menikah? Tanpa mengundangnya?
"Mas?" Panggilan pria ini menyeretnya kepada kenyataan saat ini.
"I.. iya?" Ucap marcel gugup..
"Ada apa mencari istri saya? Kebetulan ia lagi pergi belanja"
Marcel gugup setengah mati tak tau harus merespon apa. Tanpa sadar 10 meter dari tempatnya berada karin menatapnya dengan entah lah sorot rindu? Mungkin juga... benci? Suara kantong plastik membuyarkan lamunan marcell ia menegok ke arah karin.. ya tuhan itu adalah karin, karin yang mencintainya selama 3 tahun yang tegar dan berjuang untuknya selama 3 tahun.. kenyataan ini benar2 menamparnya, ia tak tahan ia rindu tanpa berbicara apapun ia berlari memeluk karin.
Karin tanpa sempat menghindar mendadak tidak bisa bergerak. "Rin maafin aku, maafin aku ga pernah nganggep kamu ada. Maafin aku ga pernah merhatiin kamu. Maafin aku rin maafin aku. Aku sadar tanpa kamu gak mungkin aku berlari tanpa kaki. Aku sakit kehilangan kamu rin"
Karin tak tahu harus berbicara seperti apa. Ia orang yg dia cinta 3 tahun silam yang berusaha ia lupakan selama setahun terakhir datang lagi.. memeluknya erat..
"Cel lepas, lepasin semua yang udah berlalu cel. Gua udah milik orang lain, orang lain yang akan selalu nyambut gua dengan senyuman, orang yang selalu menghargai setiap keputusan dan keinginan gua cel"
Marcell melepaskan pelukannya dari karin. Ia benar2 kalut, lidahnya kelu. "Maafin marcel, rin maafin" air mata marcell turun tak henti hentinya "bahagia ya rin dengan suamimu. Aku pamit" Marcel berdiri dengan gontai ke arah mobilnya. Ia merutuki semua kebodohannya.
Cinta, terlambat menyadari sakit ya?
-terinspirasi dari lagu berlari tanpa kaki-the ovortunes-
Jakarta, 14 Juni 2020 -AM-
Komentar
Posting Komentar