Selamatkan!

Terdiam aku, kamu menepuk bahu ku ringan.

aku yang tak mudah menerima menyuruh mu duduk di sampingku

"Bagaimana?" kamu berucap pelan

aku menggeleng lemah 

"Masih proses" 

kamu menganggukkan kepala pelan.

kita menghabiskan waktu dengan keheningan.

kamu mulai menidurkan tubuhmu di sampingku dengan kedua tangan yang menopang kepala mu.

aku memandangmu sebentar dan mengikuti mu.

kala itu kita memandang matahari hampir di telan oleh malam

aku menoleh, lalu menggelengkan kepala lemah

"kenapa?" ujar mu akhirnya memecahkan keheningan

aku hanya menggeleng lemah dan berusaha untuk bangkit.

"aku pulang" ujar ku

kamu mengerutkan keningmu sebentar "kenapa cepat sekali?" 

"ada urusan" aku menjawab sambil melangkah kan kaki ku menjauh.

saat itu aku sadar, bahwa sebenarnya hati ku sudah pulih.

aku tersadar bahwa dengan bodohnya ia;hatiku mempersilahkan rasa yang pernah mengrogoti hingga hampir mati masuk kembali.

Sekali lagi sadarku adalah hatiku sudah pulih.

luka kemarin mengering, ku biarkan.

agar menjadi penanda 

bahwa dahulu aku pernah terlalu dalam mencintai

dan aku juga pernah terlalu dalam menyayatkan luka pada diriku

dalam setiap ruang hatiku ini mulai bergetar

menginginkan rasa itu tumbuh kembali

mencari sesuatu yang dapat mengobati ketika pelik

pulihku malah menimbulkan masalah.

sedikit sadar masih menguasai diriku.

untuk mengikuti logikaku demi menyelamatkan hatiku.

Brengsek!

kemana lagi aku harus berlari?

sukma ini terus menjalar.

hentikan! 

aku tak bisa.

aku tak mampu. 

menghalau semua.

apa yang ku mau?

apa yang ku cari?

rindu menghasutku untuk menerimamu.

rasa memaksaku untuk mencintaimu

logika mengirimkan sinyal untuk berhenti

kemana?

kemana aku harus bermuara? 

tinta rasa sudah menuliskan namamu dalam otak ku.

logika terus memberikan sinyalnya merobek rasa itu hingga habis.

namun, rasa terus menuliskan namamu.

nyali ku ciut ketika logika memaksa untuk memutar kembali semua semburat luka yang ku biarkan mengering.

lara membawa kesadaran ku.

selamatkan hatiku! selamatkan!


Jakarta, 11 oktober 2020 23.47

a.m

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer